Kekerasan banyak terjadi terhadap perempuan, kekerasan terhadap perempuan merupakan fenomena global yang banyak ditemui di belahan dunia manapun. salah satu pendapat tentang kekerasan dikemukakan oleh Linda Amalia Sari adalah satu dari empat perempuan yang menduduki jabatan menteri negara dalam Kabinet Indonesia Bersatu II, kekerasan terhadap perempuan adalah bentuk ketimpangan hubungan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan di masyarakat, yang berakibat timbulnya dominasi dan diskriminasi terhadap perempuan sekaligus menghambat bagi kemajuan perempuan. “Semua bentuk kekerasan merupakan pelanggaran hak asasi manusia”Kekerasan terhadap perempuan pada dasarnya adalah melanggar Hak Asasi Manusia yaitu melanggar hak untuk hidup tanpa rasa takut.
Kekerasan terhadap perempuan dapat terjadi pada berbagai bidang, salah satunya adalah " Kekerasan Dalam Pacaran (KDP) atau dapat disebut " Dating Violence ".Tanda-tanda dating violence memberikan pembelajaran setiap orang, khususnya perempuan. Dating Violence dapat terjadi terhadap kalangan apapun dan siapapun. Pemberitahuan tentang dating violence sudah di kampanyekan di Amerika Serikat dengan mendorong Gerakan Nasional dengan melibatkan Orang tua dan Sekolah terhadap kasus tersebut
cara mengatasi masalah diatas
-mencari kesibukan yang positif
-dapat bimbingan dari orang tua
-pada pihat wanita harus tegas agar tidak tertindas
Minggu, 28 November 2010
9.kekerasan pada cintaku
Diposting oleh M. Okky Hendra di 05.58 0 komentar
Sabtu, 06 November 2010
8. Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrisme Tema"Perpecahan"
Sikap yang negatif terhadap sesuatu, disebut prasangka. Walaupun dapat
kita garis bawahi bahwa prasangka dapat juga dalam dalam pengertian positf.
Tulisan ini lebih banyak membicarakan prasangka dalam dalam pengertian
negatif.Tidak sedikit orang-orang yang mudah berprasangka, namun banyak
juga orang-orang yang lebih sukar untuk berprasangka. Mengapa terjadi
perbedaan cukup menyolok? Tampaknya kepribadian dan intelekgensia, juga
faktor lingkungan cukup berkaitan dengan munculnya prasangka.
Namun demikian belum jelas benar ciri-ciri kepribadian mana yang
membuat seseorang mudah berprasangka. Sementara pendapat menyebutkan
bahwa orang yang berintelekgensi tinggi, lebih sukar untuk bersikap
berprasangka. Mengapa? Karena orang-orang macam ini bersifat dan bersikap
kritis. Tetapi fakta-fakta dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan bahwa
mereka yang tergolong dalam jajaran kaum cendekiawan, juga para pemimpim
dan negarawan juga bisa berprasangka. Bahkan lahirnya senjata-senjata
antarbenua (Inter Continental Balistic Missile - ICBM) adalah suatu buah
pransangka yang berlebihan dari para pemimpin, negarawan negara-negara
adikuasa (superpower)? Bukankah pemasangan rudal-rudal jarak pendek milik
Amerika Serikat di daratan Eropa Barat adalah suatu manifestasi dari prasangka
Amerika Serikat terhadap rivalnya yaitu Uni Sovyet? Kondisi lingkungan/
wilayah yang tidak mapan pun cukup beralasan untuk dapat menimbulkan
prasangka suatu individu atau kelompok sosial tertentu.
Dalam kondisi persaingan untuk mencapai akumulasi materiil tertentu,
atau untuk meraih status sosial bagi suatu individu atau kelompok sosial
tertentu, pada suatu lingkungan/wilayah di mana norma-norma dan tata hukum
dalam kondisi goyah, dapat merangsang munculnya prasangka dan diskriminasi
dapat dibedakan dengan jelas. Prasangka bersumber dari suatu sikap.
Diskriminasi menunjuk kepada suatu tindakan. Dalam pergaulan sehari-hari
sikap berprasangka dan diskriminasi seolah-olah menyatu, tidak dapat
dipisahkan.Seorang yang mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak
diskriminasi terhadap ras yang diprasangkainya. Walaupun begitu, biasa saja
seseorang bertindak diskriminatif tanpa berlatar belakang pada suatu
prasangka. Demikian juga sebaliknya, seseorang yang berprasangka dapat
saja berprilaku tidak diskriminatif. Di Indonesia kelompok keturunan
Prasangka diskriminasi ras yang berkembang dikawasan Afrika Selatan dan sekitarnya membuat kawasan ini selalu bergolak.Konflik-konflik antarsuku, antar ras tak dapat dihindarkan. Lebih jauh antarakelompok minoritas kulit putih dengan kekuasaan dan kekuatan bersenjata yang lebih tangguh, saling baku hantam dengan kelompok mayoritas orang-orang kulit hitam. Tindak kekerasan di Afrika Selatan jelas-jelas merupakan manifestasi dari pertentangan sosial yang berlarur-larut. Tinadakan kekerasan yang sudah diambang eksplosif itu, sebagai akibat dari pengendalian eksternal dari masing-masing golongan yang bertentangan begitu lemah
Permasalahan Prasangka yang begitu mendalam antara orang-orang Israel dengan orang-orang Arab di Timur Tengah berkembang menjadi pertentangan sosial,akhirnya meledak menjadi perang Arab-Israel, tahun 1967. Setelah perangusai permasalahannya masih berkepanjangan, dan tak kunjung selesai.Contoh yang faktual lain berkisar pada awal tahun 1985.
Orang-orang Papua Nigini sebagai tetangga terdekat Republik Indonesia
di ujung Timur, pernah berprasangka bahwa warga negara Indonesia yang
melintasi tapal batas Indonesia-Papua Nugini, diorganisasi oleh orang-orang
Indonesia, dengan tujuan lebih jauh untuk ekspansi? Fakta dilapangan memang
meyakinkan bahwa terdapat ribuan orang dari Provinsi Irian Jaya masuk kewilayah teritorial Republik Papua Nugini.
cara mengatasinnya
1.dengan cara menghapus sistem diskriminasi.
2.saling menghargai antar suku,agama.
Diposting oleh M. Okky Hendra di 06.26 0 komentar
Jumat, 05 November 2010
7.Ilmu pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan Tema"KECENDERUNGAN MASYARAKAT"
Kemiskinan saat ini memang merupakan suatu kendala dalam masyarakat ataupun dalam rung lingkup yang lebih luas. Kemiskinan menjadi masalah sosial karena ketika kemiskinan mulai merabah atau bertambah banyak maka angka kriminalitas yang ada akan meningkat. Pusaran arus besar pemikiran sekitar kita saat ini menerjemahkan kemiskinan sebagai pangkal penyebab masalah sosial dan ekonomi. Bersumber konstruksi ini, penanganan pengurangan orang miskin berpotensi bersilang jalan. Pada satu kutub kemiskinan diatasi lewat pemberdayaan –mengasumsikan potensi inheren orang miskin. Kemiskinan menjadi masalah sosial ketika stratifikasi dalm masyarakat sudah menciptakan tingkatan atau garis-garis pembatas. sehingga adanya kejanggalan dalam interaksi antara orang yang berada di tingkatan yang dibwah dan di atasnya.
Kemiskinan juga sangat berpengaruh terhadap lingkungan hidup yang akhirnya akan merusak lingkungan itu sendiri. Penduduk miskin yang terdesak akan mencari lahan-lahan kritis atau lahan-lahan konservasi sebagai tempat pemukiman. Lahan-lahan yang seharusnya berfungsi sebagai kawasan penyangga atau mempunyai fungsi konservasi tersebut akan kehilangan fungsi lingkungannya setelah dimanfaatkan untuk kawasan pemukiman. Akibat berikutnya, maka akan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan lingkungan.
sebuah kenyataan kemiskina jakarta yang sekarang ini membuat resah seluruh rakyat jakarta,dengan meningkatnya sebuah kemiskinan dijakarta menambah pula konflik dan kriminal yang selama ini meresahkan rakyat.
cara mengatasi permaslah ini
1.dengan menciptakan lapangan pekerjaa.
2.mempunyai keterampilan setiap orang.
3.mengurangi kepadatan penduduk.
Diposting oleh M. Okky Hendra di 04.57 0 komentar
Rabu, 03 November 2010
6.Masyarakat Perkotaan dan Desa Tema"kOTA DESA"
Masyarakat desa memiliki hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam dibandingkan masyarakat kota. Biasanya mereka hidup berkelompok dan mayoritas bermata pencaharian petani. Pekerjaan di luar pertanian hanya sekedar sampingan, meskipun ada pula sebagian kecil yang berstatus pegawai negeri, TNI, POLRI, maupun karyawan swasta, namun persentasenya relatif kecil.
Kepala desa, tokoh masyarakat dan golongan kaum tua lebih dominant berpengaruh dan memegang peranan penting sera menjadi tokoh panutan bagi warga setempat san keputusan – keputusannya sangat mengikat bahkan telah dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari – hari dan menjadi adat setempat.
Rasa persatuan sangat kuat san menimbulkan saling kenal mengenal dan saling tolong menolong atau gotong royong dalam segala hal. Alat komunikasi sangat kurang sehingga komunikasi yang berkembang cenderung sangat sederhana bahkan desas – desus, kasak – kusuk masih menjadi kebiasaan dan sangat cepat diterima oleh masyarakat, meskipun hal itu biasanya dilakukan pasa hal-hal yang mengarah negatif.
Kehidupan masyarakat kota, cenderung mengarah individual dan kurang mengenal antara warga yang satu dengan lainnya meskipun tempat tinggalnya berdekatan. Rasa persatuan tolong menolong dan gotong royong mulai pudar dan kepedulian social cenderung berkurang.
c. Perbedaan masyarakat desa dan masyarakat kota
Perbedaan masyarakat kota dengan masyarakat desa adalah sebagai berikut :
1)Masyarakat kota memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.Terdapat spesialisasi dari variasi pekerjaan.
b.Penduduknya padat dan bersifat heterogen.
c.Norma-norma yang berlaku tidak terlalu mengikat.
d.Kurangnya kontrol sosial dari masyarakat karena sifat gotong royong mulai menrun.
2)Masyarakat desa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.Jumlah penduduk tidak terlalu padat dan bersifat homogen.
b.Kontrol sosial masih tinggi.
c.Sifat gotong royong masih kuat; dan
d.Sifat kekeluargaannya masih ada.
Perbedaan masyarakat kota dengan masyarakat di desa, misalnya ketika membuat rumah di desa dilakukan dengan gotong royong sedang di kota pada umumnya dilakukan dengan membayar tukang. Hubungan sosial kemasyarakatan di desa dalam satu desa antara satu RT () atau RW (Rukun Warga) terjadi saling mengenal, sedangkan di kota sudah mulai hilang hubungan sosial kemasyarakatannya misalnya antara satu RT (Rukun Tetangga) dengan RT yang lainnya pada umumnya tidak saling mengenal.
cara mengatasi hal tersebut.
1.pembangunan yang merata.
2.penyebaran ekonomi yang merata.
3.kehidupan yang lebih terbuka dan gelobal
Diposting oleh M. Okky Hendra di 05.38 0 komentar
5.Pelapisan Sosial Tema"SI KAYA DAN SI MISKIN"
Definisi sistematik antara lain dikemukakan oleh Pitirim A. Sorokin bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial. P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan. Istilah stand juga dipakai oleh Max Weber.
Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut.
Ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, barang siapa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.
Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.
Tiga Sifat Stratifikasi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya pelapisan sosial dibedakan menjadi sistem pelapisan sosial tertutup, sistem pelapisan sosial terbuka, dan sistem pelapisan sosial campuran.
Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)
Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada mobilitas horisontal saja. Contoh:
- Sistem kasta.
Kaum Sudra tidak bisa pindah posisi naik di lapisan Brahmana.
- Rasialis.
Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di posisi kulit putih.
- Feodal.
Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi juragan/majikan
Pelapisan masyarakat mempengaruhi munculnya life chesser & life stile tertentu dalam masyarakat, yaitu kemudahan hidup dan gaya hidup tersendiri. Misalnya, orang kaya (lapisan atas) akan mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam hidupnya, jika dibandingkan orang miskin (lapisan bawah); dan orang kaya akan punya gaya hidup tertentu yang berbeda dengan orang miskin.
cara mengatasinya
1.dengan cara tidak memandang orang apakah dia kaya atau miskin.
2.saling menghargai satu sama lain tanpa mengenal strata.
3.menyamakan derajat kita.
Diposting oleh M. Okky Hendra di 05.33 0 komentar
Senin, 01 November 2010
4.Warga negara dan negara Tema"HAK SETIAP WARIA"
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyatakan bertugas melindungi hak seluruh warga negara termasuk waria dari tindakan kekerasan dan diskriminasi. Sementara, persoalan penilaian moralitas atas perilaku waria bukan wewenang mereka, tapi Ormas keagamaan seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah.
Pernyataan ini diungkapkan menjawab desakan MUI dan Muhammadiyah agar Komnas HAM mau mempertimbangkan norma agama dalam menyikapi isu waria. ‘’Komnas HAM fokus pada upaya melindungi hak seluruh warga negara tanpa terkecual.
Ifdhal membantah anggapan bahwa HAM bertentangan dengan norma agama. Hal itu karena HAM lahir dari berbagai nilai dianut masyarajat termasuk norma agama. Prinsip hak asasi ini sengaja dikembangkan untuk memastikan tidak ada manusia yang mendapatkan perlakuan dikriminatif meski memiliki orientasi seksual berbeda dari publik. Karena itu, Komnas melihat waria sebagai bagian dari masyarakat yang juga memiliki hak sama seperti individu lain.
Namun, Ifdhal menyebutkan, banyak waria yang mendapatkan perlakuan diskriminatif dan bahkan kekerasan dari sebagian masyarakat. Karena berorientasi seksual berbeda, banyak dari mereka yang tidak mendapatkan akses kerja dan berbagai fasilitas publik lainnya. Padahal, mereka juga warga negara Indonesia. Karena itu, negara seharusnya melindungi mereka agar bisa diperlakukan seperi masyarakat lainnya.
Mengenai penilaian dan desakan MUI dan Muhammadiyah, Ifdhal berpendapat, kedua Ormas Islam itu hanya berbeda sudut pandang dengan Komnas HAM. Keduanya menggunakan perspektif norma agama, sedangkan Komnas HAM menerapkan sudut pandang perlindungan warga negara. ‘’Jadi, ini hanya beda pandangan saja. Fokus kami hanya memastikan semua warga negara memperoleh haknya. Sementara, soal bagaimana mengurusi moral, itu bukan wewenang kami, tapi mungkin MUI, NU, dan Muhammadiyah.
disini saya akan mendepkripsikan tentang waria.
sebenarnya waria adalah manusia seperti kita yang sama juga kita patut hargai sebagaimana manusia lainnya,tapi kadang mereka selalu di pandang sebelah mata oleh setiap orang.nah hal ini yang patut kita lebih nilai dalam lagi.mereka hanya belum tahu jadi diri mereka yang masih terombang-ambing oleh diri mereka sendiri apa yang harus mereka perbuat selanjutnya.
mengatasi permasalahan ini
1.dengan melakukan hal yang positif
2.lebih mengontrol diri.
Diposting oleh M. Okky Hendra di 05.10 0 komentar