Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa syarat dan prosedur perjanjian antara Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Lampung dengan CV. Cipta Karya Mandiri keseluruhannya diatur dan tunduk pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Perjanjian antara Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Lampung dengan CV. Cipta Karya Mandiri merupakan perjanjian standar, artinya isi perjanjian ditentukan secara sepihak oleh Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Lampung. Isi perjanjian meliputi subjek, objek, hubungan hukum, dan akibat hukum. Sedangkan Pelaksanaan perjanjian pihak CV. Cipta Karya Mandiri telah melaksanakan prestasinya dan menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang ditentukan, tetapi dalam pelaksanaan tersebut terjadi suatu bentuk wanprestasi berupa melaksanakan apa yang dijanjikan tetapi tidak sebagaimana yang dijanjikan yaitu tidak sesuainya ukuran pakaian beberapa pegawai seperti yang dipesan. Upaya penyelesaian dalam hal terjadinya wanprestasi yaitu para pihak lebih memilih penyelesaian secara kekeluargaan melalui musyawarah dan diselesaikan secara damai dengan kesediaan pihak CV. Cipta Karya Mandiri memperbaiki pakaian yang ukurannya tidak sesuai dengan pesanan.
Jumat, 21 Mei 2010
Minggu, 09 Mei 2010
Manfaat Batu Meteor
Hujan meteor merupakan fenomena alam yang terjadi setiap tahun. Hal itu bisa terjadi lantaran orbit Bumi kerap berpapasan dengan lintasan komet saat Bumi beredar mengelilingi matahari.
Alam tidak lagi berjalan harmoni. Benda-benda langit bertubrukan satu dengan yang lainnya sehingga memorakporandakan Bumi dan seisinya. Begitulah setidaknya gambaran hari kiamat pada film fiksi ilmiah 2012 yang kini tengah ditayangkan di bioskop-bioskop di Tanah Air.
Dilihat dari sisi ilmu astronomi, jatuhnya benda-benda langit seperti meteor ke Bumi bukanlah suatu hal yang mustahil.
Bahkan, hampir sepanjang tahun meteor terbakar di atmosfer Bumi. Meteor berasal dari partikel luar angkasa, semisal dari komet, yang ditarik oleh gravitasi Bumi.
Tidak jarang, ratusan ribu benda luar angkasa yang terbakar saat berada di atmosfer itu muncul dalam waktu bersamaan.
Fenomena alam itulah yang kerap disebut sebagai hujan meteor. Baru-baru ini, tepatnya pada pekan lalu, hujan meteor kembali terjadi. Kali itu meteor yang berjatuhan ke Bumi berasal dari rasi bintang Leo, sehingga meteor-meteor itu disebut sebagai Leonid.
Peneliti utama astronomi dan astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Tjomas Djamaluddin, mengatakan hujan meteor bisa terjadi karena Bumi melintasi daerah bekas lintasan komet ketika tengah mengelilingi Matahari (jalur orbit).
Di daerah lintasan komet itu terdapat sisa-sisa partikel komet yang wujudnya bisa berupa debu atau batu-batuan.
Ketika mendekati Matahari, komet yang terbakar melepaskan partikel-partikelnya. Partikel sisa komet itu akan terbakar di ketinggian 100 sampai 150 kilometer di atas permukaan Bumi. Karena ukurannya yang kecil, meteor itu biasanya habis terbakar di ketinggian 50 sampai 100 kilometer di lapisan atmosfer.
Saat atmosfer Bumi bersentuhan dengan daerah jejak komet tersebut, partikel-partikel komet akan memasuki atmosfer Bumi.
Gesekan partikel sisa komet dengan atmosfer Bumi membuat batu-batu itu terbakar dan menimbulkan kilatan cahaya. Tidak jarang kilatan cahaya yang biasanya terjadi pada malam atau menjelang pagi hari itu tampak seperti nyala kembang api.
Selain hujan meteor Leonid, ada pula hujan meteor Orionid. Peristiwa itu terjadi ketika orbit Bumi melintasi lintasan komet Halley.
Di dalam lintasan tersebut terdapat sisa debu ekor komet Halley dari arah rasi Orion yang kemudian memasuki lapisan atmosfer Bumi. Hal itu menimbulkan efek bola api di angkasa.
Menurut Thomas, ada perbedaan mendasar antara peristiwa jatuhnya meteor ke Bumi dan hujan meteor. Perbedaan itu ditentukan oleh jumlah meteor yang memasuki atmosfer Bumi dan arah pancaran meteor.
Umumnya, pada peristiwa jatuhnya meteor biasa arah pancarannya berpola acak, sedangkan arah pancaran hujan meteor biasanya berasal dari rasi bintang tertentu. “Contohnya hujan meteor Leonid yang arah pancarannya berasal dari rasi Leo,” jelas Thomas.
Hujan meteor Leonid terjadi karena Bumi melewati lintasan komet 55P/Temple-Tuttle yang mendekati matahari setiap 33 tahun sekali.
Jejak partikel di lintasan komet 55P/Tempel-Tuttle itu dipenuhi oleh sisa partikelnya. Setiap kali dilewati Bumi, komet itu meninggalkan puing-puing meteor, sebagian besar berupa potongan-potongan batu es yang ukurannya tidak lebih besar dari butiran pasir. Umumnya, partikel berukuran lebih kecil dari 5 milimeter.
Ketika planet Bumi melewati puing-puing meteor dan menghantam atmosfer, komet itu akan terbakar. Terkadang, secara dramatis, fenomena itu menciptakan lintasan cahaya dan bola api dengan meninggalkan jejak berupa asap yang dapat terlihat selama beberapa menit.
Peristiwa meledaknya benda angkasa itu di langit disebabkan temperatur yang sangat tinggi akibat terbakar di atmosfer. Suhu yang sangat panas itu menyebabkan gas yang ada di dalam meteor meledak dan hancur di langit.
Leonid bergerak dalam arah yang berlawanan dari Bumi dengan kecepatan 72 kilometer per detik. Kecepatan seperti itu cenderung menghasilkan meteor dengan warna putih, biru, biru laut, dan hijau.
Pada peristiwa hujan meteor Leonid yang terjadi pada pertengahan pekan lalu itu, disebut-sebut ada sekitar 20-30 meteor yang jatuh per jamnya di belahan Amerika dan 200-300 meteor per jam di Asia. Di Tanah Air, hujan meteor Leonid itu bisa disaksikan di Bandung, Jawa Barat.
Tidak Menghancurkan
Hujan meteor Leonid telah diamati para astronom ketika fenomena alam itu terjadi pada 13 November 1833 di bagian timur Amerika Utara.
Reaksi masyarakat yang muncul saat itu beragam, ada yang ketakutan karena menganggap kiamat telah tiba. Maklumlah, ketika itu, meteor yang jatuh jumlahnya mencapai 50 ribu sampai 150 ribu meteor per jam.
Ketika hujan meteor Leonid pada 1833 itu, tampaknya masyarakat mengaitkannya dengan ramalan kiamat yang terjadi pada 2012 seperti yang dicuplik dalam film 2012. “Dari sisi ilmiah, hujan meteor tidak menimbulkan dampak kerusakan di Bumi,” papar Thomas.
Hujan meteor bahkan kerap memberikan dampak positif, sebab debu atau partikel yang terbakar di lapisan atmosfer akan menambah atau membentuk lapisan ionosfer. Lapisan itu bisa dimanfaatkan sebagai medium pemantul gelombang radio.
Manfaat lainnya, meteorit yang merupakan serpihan meteor yang jatuh ke Bumi menjadi bahan kajian ilmuwan.
Melalui material dan komposisi meteorit yang kemudian dibandingkan dengan material atau batu-batuan di Bumi, para ahli bisa menelaah lebih jauh mengenai sejarah atau sistem tata surya.
“Ilmuwan mempelajarinya agar bisa mendalami material benda luar angkasa dan menghubungkannya dengan material pembentuk Bumi,” kata Thomas. Mengingat manfaat yang bisa dipetik dari peristiwa hujan meteor, masyarakat seyogianya tidak perlu cemas menghadapi fenomena alam itu.
Sebenarnya, hujan meteor telah terdokumentasikan ke dalam pelbagai catatan kuno, seperti laporan bangsa China, Yunani, Mesir, dan Romawi yang ditulis sekitar tiga ribu tahun silam. Gejala hujan meteor dalam laporan peradaban kuno itu dikaitkan dengan prediksi dan kondisi cuaca.
Hingga saat ini, fenomena hujan meteor masih dijumpai, bahkan terjadi hampir sepanjang tahun. Beberapa peristiwa hujan meteor yang terjadi secara berkala, antara lain hujan meteor Lyrid yang terjadi tiap April, Perseid pada Agustus, Orionid pada Oktober, dan Leonid yang terjadi pada November. Peristiwa alam itu bisa disaksikan oleh masyarakat awam dengan mata
from:koran-jakarta.com
Diposting oleh M. Okky Hendra di 06.14 0 komentar
Kendala-kendala Implementasi Sistem(Tugas 4)
Kendala-Kendala yang di hadapi pada implementasi sistem PT.indosiar visual mandiri
1.biaya yang sangat mahal perangkat yang digunakan untuk sistem tersebut
2.terjadi kekurangan pada SDM yang dibutuhkan
3.sistem yang dibangun kurang efektif karna pada pembangunan sistem sering terjadi kesalahan
4.metode yang digunakan kurang matang karna sering terjadi perubahan dalam metode yang digunakan
5.kurang terkontrolnya sistem yang akan dibangun
6.kerusakan akan membutuhkan waktu yang lama sehinnga akan memakan waktu dan biaya yang akan dipergunakan
Diposting oleh M. Okky Hendra di 05.51 0 komentar